RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) |
Satuan Pendidikan : SDN 11 MARUNGGI Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti Kelas / Semester : IV (Empat) / 2 Pembelajaran (7) :
Beriman kepada Malaikat Allah Alokasi Waktu : 2 x 25 menit |
KOMPETENSI DASAR |
1.4 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat
Allah Swt. 2.4 Menunjukkan sikap patuh sebagai
implementasi dari pemahaman makna iman kepada malaikat-malaikat Allah. 3.4 Memahami makna iman kepada
malaikat-malaikat Allah berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan alam
sekitar. 4.4 Melakukan pengamatan diri dan alam sekitar
sebagai implementasi makna iman kepada malaikat-malaikat Allah. |
URAIAN MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Iman kepada Malaikat
Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Iman
dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan
dengan lisan, dan mengamalkan dengan seluruh anggota badan. Menurut M. Quraish
Shihab, kata malaikat berasal dari bahasa Arab, yaitu mala’ikah (مَلاًئِكة) yang merupakan
bentuk jamak dari kata malak (مَلَكَ) yang terambil dari
kata la’aka (لَاَكَ) yang berarti
“menyampaikan sesuatu”. Jadi, malak/malaikat adalah makhluk yang
menyampaikan sesuatu dari Allah Swt. Menurut istilah, malaikat adalah makhluk
gaib yang diciptakan oleh Allah Swt. dari cahaya, sebagai utusan Allah Swt.
yang taat, patuh, serta tidak pernah membangkang terhadap
perintah-perintah-Nya.
Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh
hati bahwa Allah Swt. menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus
untuk melaksanakan segala perintah-Nya. Orang yang mengimaninya akan senantiasa
menggunakan seluruh anggota badannya untuk berhati-hati dalam berkata-kata dan
berbuat.
B. Hukum Beriman kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat hukumnya adalah fardu ‘ain.
Beriman kepada malaikat merupakan salah satu rukun iman selain iman kepada
Allah Swt., kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada/qadar. Hal
ini berdasarkan pada beberapa sumber dari Alquran dan hadis sebagai berikut.
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Artinya: “Rasul
(Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Quran) dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata),
“Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka
berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya, Tuhan kami, dan kepada-Mu
tempat (kami) kembali.”
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya
(Muhammad saw.) dan kepada Kitab (al-Qur’ān) yang diturunkan kepada Rasul-Nya,
serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah Swt.,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”
3. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَان يَوْمَنْ بَارِزًا لِلنَّاسِ اِذَا اَتَاهُ رَجُلٌ يَمْشِيْ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا اْلاِيْمَانُ؟ قَالَ اَلاِيْمَانُ اَنْ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَ مَلاًئِكَتِهِ وَ رُسُلِهِ وَ لِقَائِهِ وَ تُؤْمِنُ بِالْبَعْثِ الْاَخِرِ
Artinya: “Diriwayatkan
dari Abu Hurairah r,a. bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. muncul di tengah
orang banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya,
‘Wahai Rasulullah saw., apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman adalah kamu
harus percaya kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan
dengan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kebangkitan di akhirat nanti…” (H.R.
Bukhari dan Muslim).
C. Penciptaan Malaikat
Mengingat sedikitnya
pengetahuan yang dimiliki manusia terutama berkaitan dengan hal-hal yang gaib
termasuk malaikat, sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui
malaikat dengan berpedoman kepada al-Qur’ān dan hadis-hadis Rasulullah saw.
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda, yang artinya:
“Dari Aisyah berkata: Rasulullah saw.
bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang
menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan
(ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR. Muslim)
Keterangan lain tentang malaikat sebagaimana
dijelaskan dalam Surat Fāṭir ayat 1 disebutkan bahwa malaikat mempunyai sayap.
Allah Swt. berfirman:
“Segala puji bagi Allah Swt.
pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga dan empat. Allah Swt. menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia
kehendaki. Sungguh, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Fāṭir/35:1)
Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa
malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari nur atau cahaya dan
memiliki sayap, sehingga jika ada keterangan lain yang menyatakan bahwa
malaikat memiliki ciri-ciri yang tidak sesuai dengan keterangan dari al-Qur’ān
dan hadis, patutlah kita meragukannya.
D. Perbedaan antara Malaikat, Manusia, dan Jin
Dari segi asalnya, malaikat berbeda dengan manusia
dan jin, yaitu bahwa malaikat diciptakan dari nur atau cahaya sementara manusia
dan jin masing-masing diciptakan dari tanah dan api. Dari sifat dan
ciri-cirinya, perbedaan malaikat, manusia, dan jin dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Malaikat |
Manusia |
Jin |
Gaib |
Nyata |
Gaib |
Tidak
memiliki nafsu |
Memiliki
nafsu |
Memiliki
nafsu |
Selalu
taat kepada Allah Swt. |
Ada
yang taat dan ada yang durhaka |
Ada
yang taat dan ada yang durhaka |
Tidak
berjenis kelamin |
Berjenis
kelamin |
Berjenis
kelamin |
Tidak
makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak kawin |
Makan,
minum, tidur, dan kawin |
Makan,
minum, tidur, dan
kawin |
Memiliki
akal pikiran yang
bersifat statis |
Memiliki
akal pikiran |
E. Jumlah Malaikat
Karena sifatnya gaib, berapa jumlah malaikat secara
terinci sebagaimana manusia, hanya Allah Swt. dan Rasul-Nya yang mengetahui.
Namun demikian, keterangan hadis berikut dapat memberikan penjelasan tentang
banyaknya jumlah malaikat. Hadis berikut menggambarkan banyaknya jumlah
malaikat. Perhatikan hadis dari Ali ra.
Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di
bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan
melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu
malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya
di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga
pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah)
Banyaknya jumlah malaikat tersebut menggambarkan
betapa Mahakuasa Allah Swt. karena dengan jumlah malaikat yang demikian banyak,
sangat mudah bagi Allah Swt. untuk mengetahui gerak-gerik serta tingkah laku
manusia. Namun demikian, umat Islam diperintahkan untuk mengetahui dan
mengimani sepuluh nama malaikat berikut tugasnya. Nama-nama malaikat tersebut
diabadikan oleh Allah Swt. dalam al-Qur’ān serta hadis Rasulullah saw.
F. Nama-nama Malaikat dan Tugasnya Masing-masing
Sebagaimana halnya manusia, para malaikat memiliki
tugas. Bedanya, tugas yang diberikan Allah Swt. kepada manusia seringkali
diabaikan bahkan dipertentangkan untuk dilaksanakannya. Namun para malaikat,
yang diberikan tugas oleh Allah Swt. kepadanya, tidak pernah menunda apalagi
melalaikan dan membangkang untuk mengerjakannya. Bahkan, dia melaksanakan
tugasnya sesuai dengan perintah Allah Swt. dan dia tidak mendurhakai-Nya. Allah
Swt. berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah Swt.
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (Q.S. at-Taḥrim/66:6)
Di antara tugas-tugas malaikat itu antara lain: 1)
Beribadah kepada Allah Swt. dengan bertasbih kepada-Nya siang dan malam tanpa
rasa bosan atau terpaksa; 2) Membawa wahyu kepada para Nabi dan para Rasul; 3)
Memohon ampunan bagi orang-orang beriman; 4) Meniup sangkakala; 5) Mencatat
amal perbuatan; 6) Mencabut nyawa; 7) Memberi salam kepada ahli surga; 8)
Menyiksa ahli neraka; 9) Memikul ‘arsy; 10) Memberi kabar gembira dan
memperkokoh kedudukan kaum mukminin; dan 11) Mengerjakan pekerjaan selain yang
telah disebutkan di atas.
Penjelasan tentang nama-nama malaikat dan tugasnya
masing-masing adalah sebagai berikut:
Malaikat Jibril dikenal juga sebagai
penghulu para malaikat. Malaikat Jibaril adalah satu dari tiga malaikat yang
namanya disebut dalam al-Qur’ān. Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam
al-Qur’ān, yaitu pada surat al-Baqarah ayat 97-98 dan surat at-Taḥrim ayat 4.
Malaikat Jibril memiliki beberapa nama lain atau julukan, di antaranya adalah
Rûḥ al-Amin dan Rûḥ al-Qudus. Adapun tugas utamanya adalah menyampaikan wahyu
dari Allah Swt. kepada para nabi dan rasul-Nya.
Malaikat Jibril pula yang menyampaikan
berita kelahiran Nabi Isa as. kepada ibunya Maryam dan menyampaikan al-Qur’ān kepada
Nabi Muhammad saw. Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di
Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah
saw. untuk terus naik menghadap Allah Swt. Malaikat Jibril berkata, “Aku sama
sekali tidak mampu mendekati Allah Swt. perlu waktu enam puluh ribu tahun lagi
untuk terbang hingga mencapainya. Jika aku terus naik ke atas, maka aku akan
hancur luluh”. Mahasuci Allah Swt., ternyata Malaikat Jibril as. saja tidak
sampai kepada Allah Swt.
Malaikat Mikail adalah malaikat yang
tugasnya mengatur urusan makhluk Allah Swt. termasuk mengatur rezeki terutama
untuk manusia. Seperti mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki
untuk manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain-lainnya yang ada di muka bumi
ini. Malaikat Mikail, termasuk salah satu malaikat yang menjadi pembesar
seluruh malaikat selain Malaikat Jibril.
Di samping bertugas membagi rezeki dan
hujan, Malaikat Mikail juga sering bersama-sama dengan Malaikat Jibril dalam
menjalankan tugasnya. Di antara tugas yang pernah dilakukan bersama Malaikat
Jibril adalah sebagai berikut.
a. Ketika Malaikat Jibril menjalankan tugas
membelah dada Nabi Muhammad saw. untuk dicuci hatinya karena akan diisi dengan
iman, Islam, yakin, dan sifat hilim, Malaikat Mikail mengambil peran sebagai
pengambil air al-Kaușar (air zam-zam) untuk mencuci hati Nabi Muhammad saw.
b. Ketika Nabi Muhammad saw. mendapat
kepercayaan untuk melakukan Isra’ dan Mi’raj, Malaikat Mikail bersama Jibril
mendampingi selama perjalanan.
c. Malaikat Mikail juga bertugas
menyampaikan lembaran kepada Malaikat Maut. Lembaran tersebut bertulis tentang
detail seperti nama, tempat, dan sebab-sebab pencabutan nyawa bagi orang yang
dimaksud.
Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa
semua makhluk termasuk dirinya sendiri. Malaikat Izrail dikenal juga dengan
sebutan Malaikat Maut. Empat malaikat utama selain Jibril dan Mikail, dan
Israfil adalah Malaikat Izrail. Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar
biasa oleh Allah Swt., di antaranya adalah dapat menjangkau dengan mudah dari
barat hingga timur bagaikan seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan
yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Malaikat Izrail
juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang yang
sanggup membolak-balikkan uang. Sewaktu Malaikat Izrail menjalankan tugasnya
mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, maka Malaikat Izrail akan turun ke dunia
bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat lainnya, yaitu Malaikat Rahmat dan
Malaikat Azab. Malaikat yang mengetahui di mana seseorang akan menemui ajalnya,
adalah tugas dari Malaikat Arham.
Malaikat Israfil tugasnya meniup
sangkakala. Israfil selalu memegang trompet suci yang terletak di bibirnya
selama berabad-abad, hingga menunggu perintah dari Allah Swt. untuk meniupnya
pada hari kiamat. Pada hari itu, Malaikat Israfil akan turun ke bumi dan
berdiri di batu/ bukit suci di Yerusalem. Tiupan pertama akan menghancurkan
dunia beserta isinya, tiupan kedua akan mematikan para malaikat serta tiupan
ketiga akan membangkitkan orang-orang yang telah mati dan mengumpulkan mereka
di Padang Mahsyar.
Di dalam kitab Tanbiĥul Gāfilin Jilid 1
halaman 60 terdapat sebuah hadis panjang yang menceritakan tentang kejadian
kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw.
bersabda, “Ketika Allah Swt. telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah
Swt. menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada Malaikat Israfil,
kemudian ia letakkan di mulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia
diperintah”. Saya bertanya: “Ya Rasulullah saw. apakah sangkakala itu?” Jawab
Rasulullah saw. “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya; “Bagaimana
besarnya?” Jawab Rasulullah saw.; “Sangat besar bulatannya, demi Allah Swt.
yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan
akan ditiup hingga tiga kali. Pertama: Nafkhatul fazā’ (untuk menakutkan).
Kedua: Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’a¡ (untuk
menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadis di atas, disebutkan bahwa
sangkakala atau trompet Malaikat Israfil itu bentuknya seperti tanduk dan
terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuknya
laksana tanduk mengingatkan kita pada trompet orang-orang zaman dahulu yang
terbuat dari tanduk.
Malaikat Munkar bersama Malaikat Nakir
tugasnya menanyakan dan menguji iman orang yang sudah mati di alam kubur.
Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir
merupakan dua malaikat yang bertugas menanyakan dan menguji iman orang yang
sudah mati di alam kubur. Hal itu akan dimulai ketika pemakaman selesai dan
orang terakhir dari jamaah yang mengikuti pemakaman telah melangkah 40 langkah
dari makam.
Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir akan
Menanyakan tiga (3) perkara. Tiga (3) perkara tersebut, yaitu “Siapa
Tuhanmu? Apa Agamamu? Siapa Nabimu?”. Seorang mukmin yang saleh akan
menjawab bahwa Tuhanku adalah Allah Swt. Agamaku adalah Islam, dan Nabiku
adalah Muhammad saw. Jika jawaban seseorang itu benar seperti tersebut di atas,
maka waktu untuk menunggu hari kebangkitan akan sangat menyenangkan. Namun,
apabila seseorang tidak dapat menjawab seperti tersebut di atas, maka orang
tersebut akan dihukum hingga hari penghakiman.
Malaikat Raqib bertugas mencatat segala
amal kebaikan manusia. Ia bersama Malaikat ‘Atid yang mencatat amal buruk
bertugas bersamaan. (Q.S. Qāf/50:18). Dari Anas ra., dari Nabi Muhammad saw.,
bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. telah menugaskan dua malaikat untuk
menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh seseorang hamba-Nya
(satu di sebelah kanannya dan yang satu lagi di sebelah kirinya); kemudian apabila
orang itu mati, Tuhan perintahkan kedua malaikat itu dengan firman-Nya,
“Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu
mengucap tasbih, tahmid, dan takbir hingga ke hari qiamat dan hendaklah kamu
menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (H.R. Abu al-Syeikh dan Tabrani)
Malaikat ‘Atid bertugas mencatat segala
amal keburukan manusia. Malaikat Raqib dan ‘Atid sangat jujur dan tidak pernah
bermaksiat kepada Allah Swt. Mereka mencatat dengan penuh ketelitian, sehingga
tidak ada satu pun keburukan dan kebaikan yang luput dari catatan keduanya.
Malaikat Malik adalah malaikat yang
memimpin para malaikat yang bertugas di neraka. Malaikat Malik disebut dalam
Q.S. Az-Zukhruf/43:77: “Dan mereka berseru, “Hai (Malaikat) Malik, biarlah
Tuhanmu membunuh kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal
(di neraka ini).” (Q.S. az-Zukhruf/43:77 )
Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa
Malaikat Malik adalah Malaikat yang memimpin para malaikat yang bertugas di
neraka. Hal ini dipertegas oleh firman Allah Swt yang artinya, “Di atasnya ada
sembilan belas (malaikat penjaga)”. (Q.S. al-Muddașșir/74:30)
Malaikat Ridwan bertugas menjaga dan
mengawasi surga serta menyambut semua hamba Allah Swt. yang akan masuk ke
dalamnya. Malaikat Ridwan sangat ramah menyambut dan mempersilakan orang-orang
yang akan masuk ke dalam surga.
G. Hikmah Beriman kepada Malaikat
Orang-orang yang beriman selalu dapat mengambil
pelajaran dari materi yang diimani. Dalam hal beriman kepada malaikat-malaikat
Allah Swt., pelajaran yang dapat dipetik antara lain adalah sebagai berikut.
1. Menambah keimanan dan ketakwaan kepada
Allah Swt.
2. Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan
dan perbuatan sebab segala apa yang dilakukan manusia tidak luput dari
pengamatan malaikat Allah Swt.
3. Menambah kesadaran terhadap alam mengenai
wujud yang tidak terjangkau oleh pancaindra manusia.
4. Menambah rasa syukur kepada Allah Swt.
karena melalui malaikat-malaikat-Nya, manusia memperoleh banyak karunia.
5. Menambah semangat dan ikhlas dalam
beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang lain ketika melakukannya.
6. Menumbuhkan cinta kepada amal saleh
karena malaikat selalu siap mencatat amal manusia.
Semakin
giat dalam berusaha karena tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat Allah
Swt. tanpa usaha dan kerja keras
Komentar
Posting Komentar